Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Medali, Estetika Acara, dan Budaya “Post” di Pekanbaru

 Di zaman di mana hampir setiap momen dibagikan ke media sosial, estetika acara menjadi bagian penting dari pengalaman peserta. Tak hanya soal tata panggung atau dress code, tetapi juga tentang apa yang bisa dijadikan “oleh-oleh visual”. Dalam konteks ini, medali punya peran baru. Ia bukan hanya simbol penghargaan, tapi juga elemen visual yang memperkaya cerita digital seseorang. Di Pekanbaru, tren ini mulai tampak jelas, terutama di kalangan siswa, mahasiswa, dan komunitas kreatif muda.

Medali yang dulu bersifat formal dan cenderung konservatif kini berubah bentuk. Bahan akrilik transparan, desain geometris, hingga warna pastel atau neon menjadi pilihan. Bukan sekadar mengikuti selera pasar, tapi mencerminkan kebutuhan untuk tampil menarik ketika difoto, direkam, atau diunggah. Medali menjadi bagian dari bahasa visual acara, bukan hanya objek simbolik. Ia harus Instagramable, terlihat keren di video TikTok, dan cukup unik untuk membuat seseorang bangga memamerkannya.

Perubahan ini juga mendorong penyedia medali untuk beradaptasi. Arbi Printing Pekanbaru, misalnya, bukan hanya mencetak berdasarkan template. Mereka membuka ruang diskusi desain, memberikan alternatif bentuk, dan memahami pentingnya elemen visual yang bisa tampil baik di kamera. Mereka sadar bahwa medali hari ini tidak hanya akan dikenakan saat acara, tetapi juga akan hidup lama dalam feed, story, dan sorotan media sosial peserta.

Kebutuhan visual ini ternyata berdampak pada cara panitia merancang acara. Kini, medali tidak lagi dipesan di akhir-akhir persiapan. Justru, ia masuk ke dalam perencanaan awal branding acara. Apakah desainnya selaras dengan tema acara? Apakah warnanya kontras dengan warna backdrop? Apakah bentuknya bisa dibanggakan saat difoto bersama teman? Ini semua menjadi pertimbangan yang dulu nyaris tak pernah muncul.

Medali telah berevolusi menjadi simbol partisipasi dan juga citra diri. Ia tidak hanya memperkuat kenangan pribadi, tapi juga mempertegas identitas kelompok. Dalam banyak unggahan dari acara sekolah atau organisasi di Pekanbaru, medali kerap muncul sebagai highlight—dipegang, digantung, atau dipakai dengan gaya. Di titik ini, ia tidak hanya menjadi penghargaan, tapi juga pernyataan visual: “Saya bagian dari ini. Dan ini keren.”

Dengan tren ini yang terus berkembang, Arbi Printing tidak hanya bertugas memproduksi, tetapi juga menjadi rekan visualisasi. Mereka membantu komunitas mengubah medali menjadi bagian dari narasi digital yang estetik, relevan, dan tentu saja, layak dikenang.

medali akrilik pku


Posting Komentar untuk "Medali, Estetika Acara, dan Budaya “Post” di Pekanbaru"